Dengan berbagai pesawat tempur modern yang ada tak ada yang sebaik
Eurofighter Typhoon . Performa tempurnya setara dengan F-22 Raptor
atau F-35 Lightning II ataupun sama Dassault Rafale dan banyak menjadi
bahan diskusi pada maret 2005, orang hanya bisa memilih antara Raptor
atau Typhoon. Namun sulit rasanya membandingkan kedua pesawat
tersebut karena Raptor dan Typhoon masing-masing mempunyai kelebihan
dan kekurangan dalam teknologi, manuver dan persenjataannya. Pesaing
Eurofighter Typhoon lainnya adalah Dassault Rafale, F-16 IN Block 52,
Jas 39 Gripen, F/A-18 E/F Superhornet dan MIG-35.
Eurofighter Typhoon adalah pesawat tempur multirole generasi keempat dengan desain sayap Delta dan Canard buatan konsorsium bersama negara-negara Eropa dalam Eurofighter GmbH, Holding Company Eurofighter GmbH terdiri atas tiga perusahaan aeronautical ternama seperti Alenia Aeronautica (Itali), BAE System (United Kingdom), EADS ( Perancis, Jerman dan Spanyol) yang dibentuk mulai tahun 1986. Proyek tersebut dikelola oleh NATO Eurofighter and Tornado Management Agency. Sampai saat ini Typoon sudah dipakai di British Royal Air Force, German Luftwaffe, Italian Air Force, Spanish Air Force dan Austrian Air Force serta Saudi Arabia telah meneken kontrak pembelian senilai U.S$ 9.5 billion untuk 72 unit pesawat berbeda dengan Dassault Rafale yang belum menghasilkan kontrak di satu negarapun meskipun pengembangannya dilakukan bersama-sama pada awalnya.
Sejarah Perkembangan Eurofighter Typhoon
Pada tahun 1979 British Aerospace dan Messerschmitt Bolkow Blohm
menawarkan proposal resmi kepada pemerintah masing-masing untuk
membentuk ECF (European Collaborative Fighter), dan pada bulan oktober
1979 Dassault bergabung dan membentuk tri national study yang kemudian
dikenal sebagai European Combat Aircraft sebagai awal mula pengembangan
pesawat dan nama Eurofighter pun melekat dalam diri pesawat. Akan
tetapi masing-masing membuat prototipe sendiri-sendiri, Perancis dengan
ACX, Inggris dengan P.106 ( Desain pesawat tempur ringan bermesin
tunggal/ yang mirip dengan Jas 39 Gripen ) dan P.110 ( Desain mesin
ganda ), namun Royal Air Force menolak desain P.106 karena alasan
efektifitas biaya dengan mesin ganda. Jerman barat membuat konsep
TFK-90, namun pada tahun 1981 proyek ECA bangkrut dikarenakan berbagai
alasan dan perbedaan kebutuhan, Dassault mendesak untuk memimpin desain
dan meminta Inggris untuk memberi referensi menggunakan mesin jet
RB-199 yang baru atau mesin jet Snecma M88 mereka. Pada bulan april
1982 Panavia partners (BAE, MBB, Aeritalia) meluncurkan program ACA
lagi, desain ACA sangat mirip dengan konsep P.110 BAE, memiliki sayap
Delta, adanya Canard dan ekor kembar dan perbedaan yang mencolok adalah
penggantian saluran udara (air intake) di samping menjadi posisi di
dagu pesawat, mesin menggunakan versi modifikasi dari mesin jet RB199.
Pemerintah Jerman dan Italia menarik dana dan Departemen pertahanan
Inggris setuju untuk mendanai 50% dan sisanya akan ditanggung oleh
Industri yang terlibat didalamnya. MBB dan Aeritalia ikut mendaftar
untuk menghasilkan dua pesawat, satu di Warton dan satu di MBB, Pada
bulan mei 1983 BAE mengumumkan kontrak dengan Kementrian pertahanan
untuk pengembangan dan produksi sebuah ACA demonstrator atau
Experimental Aircraft Programme.
Pada tahun 1983 Inggris, Perancis, Jerman, Italia dan Spanyol
meluncurkan program Future European Fighter Aircraft (FEFA), pesawat ini
memiliki sistem STOL (Short Take Off and Landing) dan kemampuan BVR
(Beyond Visual Range), pada tahun 1984 Perancis meminta kemampuan lebih
pada pesawat dan ingin mendominasi kepemimpinan dan hasilnya Inggris,
Italia dan Jerman keluar dan membentuk program FEFA sendiri. Di turin
agustus 1985 Italia, Jerman barat dan Inggris setuju unutk meneruskan
program Eurofighter, pengunguman ini menegaskan juga bahwa perancis dan
spanyol tidak ikut serta dalam program, meskipun pada awalnya spanyol
tidak ikut karena tekanan perancis namun spanyol bergabung kembali pada
september 1985. Perancis secara resmi mengumumkan pengunduran dirinya
dan meneruskan program pesawat ACX lagi yang kemudian kita kenal dengan
Dassault Rafale. Pada tahun 1986 diumumkan biaya program mencapai £180
million, dan ketika program EAP dimulai seharusnya biaya ditanggung
bersama oleh pemerintah dan tiga industri terkait akan tetapi perjanjian
ketiga pemerintah mulai goyah dan tiga industri (BAe, MBB dan
Aeritalia) terpaksa mengeluarkan £100 million agar program tetap
berjalan, pada bulan april 1986 BAe EAP dikeluarkan di BAe Warton dan
sebagian didanai oleh BAe, MBB dan Aeritalia. EAP pertama kali terbang
pada 6 agustus 1986 dan dengan berbagai riset dan pengembangan selama 5
tahun konsep Eurofighter didasarkan pada desain EAP. Perjanjian
produksi awal adalah Inggris 250 unit, Jerman 250 unit, Itali 165 unit
dan Spanyol 100 unit, bagian dari proses produksi dibagi atas proporsi
industri di tiap-tiap negara, BAe (33%), DASA (33%), Aeritalia (21%)
dan CASA (13%). Munich tahun 1986 Eurofighter Jagdflugzeug GmbH
didirikan untuk mengelola pengembangan proyek dan Eurojet Turbo GmbH
sebuah aliansi dari Roll Royce, MTU Aero engine, Fiat Avio dan ITP
untuk mengembangkan mesin jet EJ-200 Turbofan, Pesawat ini juga disebut
Eurofighter EFA diakhir tahun 1980 dan dinamakan EF 2000 pada tahun
1992.
Pada tahun 1990 pemilihan Radar pesawat menjadi masalah serius,
Inggris, Italia dan Spanyol mendukung Ferranti Defence System / ECR-90
sedangkan Jeman memilih MSD 2000 berbasis APG-65 ( buatan Hughes, AEG
dan GEC-Marconi). Sebuah kesepakatan dicapai setelah Menteri pertahanan
Inggris meyakinkan pihak Jerman bahwa pemerintah Inggris akan
menanggung biaya dan mengikutsertakan GEC-Marconi ke dalam Ferranti
Defence System sehingga GEC menarik diri dari pengembangan MSD 2000.
Penerbangan perdana prototipe Eurofighter berlangsung pada 27 maret
1994, Peter Weger kepala pilot penguji dari DASA melakukan uji
penerbangan di sekitar Bavaria, dan pada 9 desember 2004 prototipe
Eurofighter Typoon IPA4 menjalani tiga bulan test Cold Environmental
Trial (CET) di pangkalan udara Vidsel, Swedia. Tujuannya adalah
menverivikasi perilaku operasional pesawat dan sistem dalam suhu antara
-25 dan -31 derajat celecius. Pada Mei 2007 Eurofighter Development
Aircraft 5 berhasil terbang perdana menggunakan CAESAR Demonstrator
yang merupakan pengembangan dari Euroradar CAPTOR digabung dengan
teknologi AESA (Active Electronically Scanned Array). Penerbangan
perdana IPA7 telah lengkap dalam tahap kedua di lapangan terbang EADs
Manching pada 16 januari 2008. Produksi Versi radar CAPTOR-E sedang
diusulkan untuk tahap ketiga produksi Typoon mulai tahun 2012 , tahap
kedua tidak menggunakan AESA, mekanikal scan radar CAPTOR-M mencakup
ketentuan berat dan ruang yang memungkinkan untuk meng-upgrade
CAESAR(AESA) Standart di masa depan. Angkatan Udara Italia meragukan
bahwa radar AESA akan siap pada tahap ketiga produksi, pada bulan juli
2010 Eurofighter mengungumkan bahwa radar AESA akan mulai digunakan
pada tahun 2015.
Kontrak produksi pertama di tandatangani pada tanggal 30 januari
1998 antara Eurofighter GmbH, Eurojet dan NETMA, jumlah total pengadaan
adalah sebagai berikut : Inggris 232 unit, jerman 180 unit, Italia 121
unit dan Spanyol 87 unit. Produksi kembali di alokasikan menurut
pengadaan, BAe (37%), DASA (29%), Aeritalia (19,5%) dan CASA (14%). Pada
tanggal 2 september 1998 Upacara penamaan diadakan di Farnborough
Inggris, diberi nama resmi Typhoon tapi hanya versi export saja pada
awalnya tapi ditentang oleh Jerman karena sama dengan nama pesawat
Hawker Typoon pesawat pembom RAF waktu perang WWII dengan Nazi jerman,
diusulkan lagi nama Splitfire namun ditolak lagi dengan alasan ada nama
pesawat yang sama. Pada September 1998 ditandatangani kontrak untuk
produksi 148 unit pesawat pada tranche (tahap produksi) pertama dan
pengadaan barang yang relatif lama sampai Tranche kedua, pada bulan
maret 2008 pesawat terakhir dari tranch pertama telah dikirim
berturut-turut ke Luftwaffe Jerman sebelum tranche kedua dan pada 21
oktober 2008 pesawat pertama dari order 91 pesawat pada tranche kedua
telah dikirim ke RAF Coningsby. Pada bulan oktober 2008 negara -negara
anggota Eurofighter mempertimbangkan untuk membagi 236 unit pesawat
dalam Tranche ketiga menjadi dua tahap di bulan juni 2009. Marsekal
Udara RAF Sir Glenn Torpy menyarankan bahwa armada RAF mungkin hanya 123
jet dari 232 unit yang direncanakan, dalam menanggapi pengurangan
jumlah pesawat PM Inggris Gordon Brown menegaskan Inggris akan bergerak
maju pada pembelian batch ketiga. Sebuah kontrak untuk bagian pertama
tranche 3a ditandatangani di akhir juli 2009 untuk 112 split pesawat
untuk empat negara mitra, Inggris 40 unit, Jerman 31 unit, Italia 21
unit dan Spanyol 20 unit. 40 pesawat ini dikatakan menutupi saham
Inggris dalam proyek oleh Komodor Udara Chris Bushell dikarenakan biaya
lebih yang diberikan dalam proyek. Pada tahun 1988 Parlemen di bawah
sekretaris negara angkatan bersenjata inggris mengatakan kepada House of
Commons bahwa Eurofighter akan menjadi proyek besar, biaya inggris
sebesar £7 milliar namun perkiraan realistisnya sekitar £13 milliar,
terdiri atas £3.3 miliiar biaya pengembangan plus £30 juta per pesawat,
pada tahun 1997 perkiraan biaya adalah £17 milliar, tahun 2003 £20
milliar dihitung dari pengiriman pesawat pertama ke RAF selama 54 bulan
namun pada tahun 2003 Departemen pertahanan menolak untuk merilis
perkiraan biaya dengan alasan ketidaketisan.
Pada 21 November 2003 prototipe kursi ganda DA-6 jatuh karena mesin
jet terbakar kata penyelidikan dari sumber yang terkait namun tak ada
korban jiwa. Produksi Eurofigter Typoon termasuk unik karena perakitan
bagian pesawat dilakukan di empat negara mitra, negara mitra merakit
pesawatnya sendiri-sendiri tapi memproduksi komponen yang sama dalam
produksi 683 unit pesawat termasuk order export. sebuah jalur perakitan
kelima akan dibentuk untuk memproduksi 48 unit pesanan Arab Saudi.
Riwayat Tempur
Pada bulan juli 2007 Eurofighter Typhoon RAF diikutsertakan
dalam latihan Indra-dhanush di India melawan pesawat tempur Sukhoi
30-MKI milik Angkatan Udara India namun IAF melarang pilot untuk
menggunakan radar MKI dengan alasan sangat rahasia, dan RAF mengakui
bahwa manuver sukhoi lebih baik dari typhoon karena mereka sudah
mempelajarinya sebelumnya dan pilot IAF pun terkesan dengan kelincahan
Typhoon di udara.
Typhoon mampu mencapai kecepatan supersonik tanpa afterburner, ini
disebut supercruise. menurut website resmi dari Angkatan Udara Jerman
dan Austria Typhoon mampu mencapai kecepatan maksimum Match 1,2 dan 1,5
tanpa rehat sekalipun dan hasil test dari RAF terhadap pesawatnya mampu
mencapai Match 1,1 supercruise namun itu hanya sugesti dan menurut
laporan sumber lain mengatakan bahwa kecepatan itu hanya bisa dicapai
karena pesawat dalam keadaan kosong tanpa muatan namun mereka membantah
bahwa faktanya tidak semua senjata perlu bersertifikat untuk
penerbangan supersonik sekalipun dengan afterburner.
Konsorsium Eurofighter memiliki tingkat kecepatan subsonik dan
supersonik yang lebih besar, akselerasi yang lebih cepat Match 0,9 pada
ketinggian 20.000 kaki daripada F-14 Tomcat, F-15 Eagle, F-16 Fighting
Falcon, F/A-18 Hornet, Mirage 2000, Rafale, Sukhoi SU-27 maupun Mikoyan
Mig-29.
Pada 2005 trainer Typhoon T1 dilaporkan terlibat dogfight dengan dua
F-15 US Air Force dekat new england dan menang meskipun perlu
verifikasi tentang berita ini, dan di Singapura 2005 juga Typhoon
memenangkan tiga test pertempuran dengan tiga F-16 RSAF, perlu
verifikasi juga. namun Singapura tetap melanjutkan pembelian F-15 karena
ketidakpastian pengiriman Tranche kedua. Dengan kemampuan air to
ground capabilty RAF menggunakan Rafael (Ultra Electronics Litening III
Laser Designator) dan Enhanced Paveway II/III Laser Guided Bomb serta
Paveway IV EGBU-16 Bombs dalam “Austere” program.
Meskipun bukan pesawat siluman Typhoon berusaha untuk mengurangi
Radar Cross Section (RCS) terutama dari bagian depan, sebagai contoh
adalah adanya lubang jet yang menyembunyikan bagian depan mesin jet,
desain canard, sayap dan sirip tepian sayap yang bertugas menyapu
penerimaan radar, beberapa senjata eksternal dipasang di bagian semi
tersembunyi didalam badan pesawat sebagian juga berfungsi sebagai
perisai rudal, Radar Absorbent Materials (RAM) dikembangkan oleh
EADS/DASA melindungi banyak reflektor penting seperti wing leading
edges, intake edges and interior, rudder surround, strakes dll.
Typhoon tidak menggunakan penyimpanan senjata internal tapi
menggunakan External mounting points yang berfungsi untk meminimalkan
penerimaan radar tapi juga bisa membawa muatan lebih banyak. Eurofighter
menggunakan Automatic Emission Control (EMCON) untuk mengurangi emisi
elektro magnetic dari arus mekanis pemindai radar, Captor-M adalah
radar pertama NATO dengan tiga dari dua chanel yang bekerja salah
satunya berfungsi mengenali Jammer dan menekan jamming.
Rencana jerman dalam BW-Plan 2009 mengindikasikan bahwa jerman akan
membekali atau meretrofit Eurofigternya dengan AESA-Captor-E mulai
2012, inovasi ini juga untuk memenuhi persyaratan RAF untuk memindai
bidang yang lebih luas tapi tetap dibatasi sampai 120 derajat di Azimut
dan elevasi. Menurut RAF RCS Eurofighter lebih baik dari persyaratan
yang ditentukan oleh RAF, komentar dari BAE System menunjukkan
kembalinya radar sekitar seperempat dari Tornado. Eurofighter
diperkirakan memiliki RCS kurang dari satu meter persegi dalam
konfigurasi bersih oleh penulis Doug Ricardson meskipun tidak ada nilai
resmi tersedia, hal ini dibandingan dengan estimasi RCS Rafale dari
dua meter persegi, 20 meter persegi dari Sukhoi SU-30MKI, 1 meter
persegi dari Sukhoi SU-35BM dan 0,025 persegi dari F-117.
Para produsen telah melakukan test pada Eurofighter Prototipe awal
untuk mengoptimalkan karakteristik observability rendah pesawat pada
awal 1990-an. Pengujian di fasilitas BAE Warton pada prototipe DA4
mengukur RCS pesawat terbang dan meneliti efek dari berbagai lapisan
RAM, ukuran lain untuk mengurangi penemuan adalah penggunaan sensor
pasif yang dapat meminimalkan radiasi emisi elektronik berbahaya
sementara canard umumnya memiliki sedikit karakteristik siluman. Sistem
kontrol penerbangan dirancang untuk meminimalkan RCS dalam penerbangan,
mempertahankan elevon trim dan canard disudut untuk meminimalkan RCS.
Pada tanggal 4 agustus 2003 Jerman menerima seri produksi
Eurofighter pertama (GT003) juga pada tahun itu Spanyol mengambil
pengiriman pesawat produksi pertama dan pada 16 desember 2005 Typhoon
mencapai kemampuan operasional awal atau IOC dengan angkatan udara
Italia, Typhoon pun sudah bertugas sebagai pesawat tempur di Grosseto
Air Base dan segera ditugaskan sebagai pemukul cepat siaga di base yang
sama. Pada tanggal 9 agustus 2007 Departemen Pertahan Inggris
melaporkan bahwa Skuadron no XI dari RAF berdiri sebagai skuadron
pertama Typhoon pada tanggal 27 maret 2007 telah menerima pengiriman
dua pesawat pertama, dua pesawat dari skuadron XI dikirim untuk
mencegat Tupolev TU-95 Rusia mendekati wilayah udara Inggris pada 17
agustus 2007.
Typhoon RAF telah dinyatakan siap tempur untuk misi udara ke darat
pada 1 juli 2008 dan di proyeksikan akan siap untuk digunakan dalam
operasi pada pertengahan 2008, pada 25 april 2008 Typhoon dari Skuadron
17 di RAF Coningsby yang beroperasi di U.S Naval Air Weapons Station
China Lake Test Center di California dilaporkan mengalami kerusakan
parah saat mendarat ketika landing gear tapi perusahaan memberitakannya
dan sebuah dewan penerangan dibentuk untuk menyelidiki kejadian
tersebut dan menyatakan penyebab kecelakan pada kesalahan pilot semata.
Pada tanggal 11 september 2008 dilakukan program test penerbangan yang
diikuti oleh lima mitra angkatan udara dan industri dimana pesawat
telah melampaui 50.000 jam penerbangan. pada tanggal 31 maret 2009
Typhoon pertama kali meluncurkan Rudal AMRAAM dengan radar pada mode
pasif, data sasaran yang diperlukan untuk rudal tersebut diperoleh dari
radar Typhoon kedua dan dikirimkan menggunakan Multi Functional
Information Distribution System ( MIDS). Pada tanggal 17 juli 2009
Eurofigter Angkatan Udara Italia dikerahkan untuk melindungi wilayah
udara Albania dan pada september 2009 4 Typhoon RAF dikerahkan RAF
Mount Pleasant menggantikan F3 Tornado untuk membela kepulauan Falkland
dan pemerintah Argentina pun mengeluarkan protest resmi.
Pada tanggal 24 agustus 2010 proyek Eurofighter terancam berakhir
dikarenakan adanya insiden kecelakaan jatuhnya pesawat Typhoon dua kursi
yang menewaskan seorang Pilot Angkatan Udara Saudi Arabia yang duduk
dikursi depan tanpa ada alasan yang jelas saat lepas landas di Moron Air
Base Spanyol dan dugaan ahli adanya serangan burung yang menyebabkan
kerusakan pada sensor penting pesawat, Pilot Instruktur dari spanyol
selamat setelah berhasil meloloskan diri lewat kursi lontar setelah
kejadian itu Angkatan Udara Jerman menggrounded sekitar 55 pesawat
Typhoonnya pada 16 september 2010 dan pada 17 september 2010 RAF
mengistirahatkan sementara program latihan Typhoon namun unit pemukul
cepat tetap disiagakan. Pada 21 september 2010 RAF melakukan pembenahan
pada sistem keselamatannya untuk tetap melakukan penerbangan rutin di
RAF Coningsby. Angkatan Udara Austria juga tidak terpengaruh dengan
kejadian tersebut dan tetap mensiagakan Typhoonnya untuk terbang.
Eurofighter Typhoon diproduksi dalam dua varian, varian kursi
tunggal dan kursi ganda namun varian kursi ganda hanya untuk versi
trainer saja. Pesawat diproduksi dalam tiga standar utama , Tujuh
Development Aircraft (DA), Tujuh produksi standart Instrumented
Production Aircraft (IPA) untuk pengembangan lebih lanjut dan Seri
Pesawat Produksi. Produksi pesawat dilakukan di Empat negara mitra dan
industri. Tranche pertama produksi pesawat dimulai dari tahun 2000 dan
kemampuan pesawat meningkat secara bertahap dengan upgrade
masing-masing Software yang menghasilkan standar yang berbeda-beda dan
dikenal sebagai Block, dengan diperkenalkannya standart Block 5,
retrofit program R2 akan membawa semua pesawat ke model standart.
Spesifikasi Eurofighter Typhoon
Persenjataan
- Guns : 1 x 27 mm Mauser BK-27 Revolver cannon with 150 rounds.
- Hardpoints : total 13 : 8 dibawah sayap, 5 dibawah fuselcage dgn beban angkut max 7500 kg. * Missiles :
- Air to Air Missiles : AIM-9 Sidewinder, AIM-132 ASRAAM, AIM-120 AMRAAM, IRIS-T, MBDA Meteor.
- Air to Surface Missiles : AGM-65 Maverick, AGM-88 HARM, Storm Shadow/Scalp EG, Brimstone, Taurus KEPD 350, Penguin dan AGM Armiger.
- Bombs : Paveway II/III/ Enhanced Paveway Laser Guided Bombs, JDAM, HOPE/HOSBO.
Perangkat lain :
* Flares/Infrared decoys dispenser pod and chaff pod.
* Electronics Counter Measures (ECM) pods.
* Litening III Laser targeting pods.
* Up to 3 drop tanks
sumber :
* Flares/Infrared decoys dispenser pod and chaff pod.
* Electronics Counter Measures (ECM) pods.
* Litening III Laser targeting pods.
* Up to 3 drop tanks
sumber :
- http://konteninformasi.blogspot.com
- wikipedia dan berbagai sumber lainnya
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !